Aroma Dapur yang Menyembuhkan Rindu

Aroma Dapur yang Menyembuhkan Rindu

  • Penulis Campurkita
  • 2 November 2025
  • 3 menit

CampurKita - Ada sesuatu yang ajaib dari aroma dapur.

Kadang, hanya dengan mencium wangi bawang tumis, santan hangat, atau kopi yang baru diseduh, hati langsung terasa tenang — seolah waktu mundur sebentar ke masa lalu.
Begitulah rasanya ketika rindu datang tanpa permisi, dan dapur menjadi tempat paling sederhana untuk menyembuhkannya.

Dapur: Tempat Pulang Tanpa Peta

Setiap orang punya kenangan yang menempel di dinding dapurnya masing-masing.
Ada yang mengingat suara ibu yang selalu berkata “Jangan terlalu asin, nanti bapak protes,”
Ada juga yang mengingat aroma sambal terasi setiap Minggu pagi, atau bunyi wajan yang menggelegak saat hujan turun di luar jendela.

Dapur adalah rumah di dalam rumah — tempat kita belajar bahwa cinta kadang datang dalam bentuk sepiring nasi hangat.

Ketika Makanan Menjadi Bahasa

Di keluarga kita, banyak hal tak diucapkan, tapi dimasak.
Saat ibu diam, biasanya beliau sedang membuat sayur asem kesukaan ayah.
Saat ayah pulang larut, ibu menyiapkan mie rebus dengan telur setengah matang tanpa berkata apa pun.
Dan saat kita rindu seseorang yang sudah tiada, entah mengapa, tangan ini reflek menyalakan kompor — mencoba meniru aroma yang dulu pernah menenangkan.

Rasa yang Tak Pernah Salah Waktu

Aroma dapur itu punya cara menyembuhkan.
Ia membawa kita kembali ke tempat di mana semuanya terasa sederhana — waktu nasi masih dimasak di dandang, dan kita menunggu sambil memeluk lutut di lantai dapur.
Rasa rindu bukan untuk dihindari, tapi untuk dihangatkan pelan-pelan, seperti sop ayam di atas api kecil.

Musim Hujan dan Kenangan yang Hidup Lagi

Ketika hujan mengetuk genting, bau tanah bercampur dengan aroma tumisan jadi kombinasi sempurna.
Itulah alasan kenapa banyak orang tiba-tiba ingin memasak di musim hujan — bukan karena lapar, tapi karena ingin merasa dekat dengan sesuatu yang dulu pernah ada.
Seperti aroma dapur, kenangan tak pernah benar-benar hilang; mereka hanya menunggu kita menyalakan kompor lagi.

Dapur adalah ruang kecil dengan kekuatan besar — tempat di mana rindu bisa dimasak menjadi hangat, dan kenangan bisa disajikan tanpa kata.
Karena kadang, cara terbaik untuk pulang adalah lewat aroma.