Ayam Woku – Pedas Wangi dari Sulawesi Utara

Ayam Woku – Pedas Wangi dari Sulawesi Utara

  • Penulis Campurkita
  • 22 November 2025
  • 5 menit

CampurKita - Jika ada satu kata yang bisa menggambarkan masakan Manado, itu adalah berani.

Berani pedas, berani wangi, dan berani kaya rasa.
Dari sekian banyak masakan Sulawesi Utara, Ayam Woku menempati posisi istimewa —
hidangan yang meledak di lidah, harum di hidung, dan hangat di dada.

“Woku bukan sekadar resep, tapi perayaan aroma.”

🌾 Asal-Usul Woku

Nama woku berasal dari daun woka, sejenis daun lontar yang dulu dipakai untuk membungkus masakan.
Hidangan ini berasal dari daerah Minahasa dan awalnya dimasak untuk acara adat dan pesta keluarga besar.
Ciri khasnya: bumbu segar, bukan bumbu halus, dan proses masak cepat dengan hasil rasa yang luar biasa kuat.

🌶️ Komposisi Rasa

Woku adalah simfoni rempah: serai, daun jeruk, daun kemangi, daun pandan, jahe, kunyit, dan tentu saja cabai merah besar.
Semua bahan ini ditumis bersama potongan ayam, hingga dapur dipenuhi aroma yang menggoda.
Hasil akhirnya? Rasa pedas wangi yang tak sekadar membakar lidah, tapi juga membangunkan semangat.

🍛 Resep Singkat Ayam Woku

Bahan:

  • 1 ekor ayam potong 10 bagian

  • 8 cabai merah besar, 5 cabai rawit, 6 bawang merah, 3 bawang putih

  • 2 batang serai, 3 lembar daun jeruk, 2 lembar daun pandan

  • 1 ruas kunyit, 1 ruas jahe

  • Garam, kaldu, dan minyak secukupnya

Langkah:

  1. Haluskan bawang, cabai, kunyit, dan jahe.

  2. Tumis bumbu hingga harum, masukkan serai, daun jeruk, dan pandan.

  3. Tambahkan ayam, aduk rata hingga berubah warna.

  4. Tambahkan sedikit air, masak hingga ayam matang dan bumbu meresap.

  5. Masukkan daun kemangi terakhir agar aroma segar tetap kuat.

🌾 Filosofi di Balik Woku

Masakan ini mencerminkan karakter orang Minahasa — terbuka, bersemangat, dan penuh warna.
Rempah-rempah yang digunakan tidak saling menutupi, justru bekerja sama membentuk keseimbangan rasa.
Seperti kehidupan: panas, kompleks, tapi indah saat berpadu dengan harmoni.

🎉 Penutup

Ayam Woku adalah bukti bahwa rasa pedas bisa punya kedalaman, bukan hanya sensasi.
Dari wangi daun kemangi hingga gigitan terakhir, semuanya seperti lagu yang dimainkan dengan api.

💬 Pertanyaan Campur:
Kamu suka versi woku kering dengan aroma kuat, atau berkuah sedikit biar lebih segar? Ceritain seleramu di kolom komentar!