Berburu Jajan Basah di Pasar Gede Solo
CampurKita - Pagi di Pasar Gede Solo tidak pernah sepi.
Udara masih dingin, tapi aroma kue kukus, kelapa parut, dan gula merah sudah memenuhi udara.
Di antara penjual sayur dan bunga, ada deretan pedagang jajan basah yang menyajikan nostalgia dalam setiap gigitan.
“Di setiap kue tradisional, tersimpan tangan-tangan sabar dan cinta dari dapur rumah.”
🌾 Suasana Pasar yang Hidup
Pasar Gede bukan cuma tempat jual beli, tapi panggung kehidupan.
Suara ibu-ibu menawar harga, aroma tape yang baru matang, dan uap dari panci besar di sudut gang jadi latar simfoni yang alami.
Di sinilah jajanan pasar klasik masih hidup — bukan karena kemasan, tapi karena kenangan.
🍠 Lima Jajan Basah yang Wajib Dicoba
-
Kue Putu – kukusan beraroma pandan, isi gula merah cair yang manisnya pas.
-
Klepon – kenyal, meledak di mulut, dengan taburan kelapa lembut.
-
Getuk Lindri – warna-warni nostalgia dari singkong halus yang manis dan lembut.
-
Serabi Solo – wangi santan dan gula jawa, disajikan di atas piring tanah liat kecil.
-
Kue Lapis Pandan – lembut, harum, dan jadi simbol kesabaran karena dibuat berlapis-lapis.
🌾 Filosofi di Balik Jajanan Pasar
Setiap kue dibuat dengan tangan, bukan mesin.
Prosesnya lama, tapi hasilnya lembut dan bermakna.
Jajanan pasar mengajarkan bahwa keindahan sering lahir dari kesederhanaan — dari adonan tepung, gula, dan cinta yang diaduk perlahan.
🎉 Penutup
Berburu jajan basah di Pasar Gede bukan cuma wisata rasa, tapi perjalanan waktu.
Setiap gigitan adalah cara kecil untuk kembali pulang ke masa lalu yang manis.
💬 Pertanyaan Campur:
Kalau kamu ke pasar pagi ini, kamu akan beli klepon yang meledak manis, atau serabi hangat yang lembut gurih? Ceritain pilihanmu di kolom komentar, yuk!