Berburu Kuliner Pagi di Pasar Lama Tangerang

Berburu Kuliner Pagi di Pasar Lama Tangerang

  • Penulis Campurkita
  • 5 November 2025
  • 4 menit

CampurKita - Jika kamu pernah berjalan di Pasar Lama Tangerang saat pagi hari, kamu akan tahu bahwa aroma di sana adalah campuran dari sejarah, bumbu dapur, dan tawa.

Dari soto Betawi yang gurih, laksa yang berkuah kental, hingga aroma kue-kue tradisional yang baru matang — semua berpadu dalam harmoni yang menggoda selera.

Suasana Pagi yang Hidup

Pukul 06.00, langit Tangerang masih sedikit berkabut, tapi pasar sudah ramai.
Pedagang menata gerobak, suara penggorengan bersahutan, dan wangi bawang putih tumis mulai mendominasi udara.
Di sisi lain, aroma kopi tubruk berpadu dengan bau arang sate yang terbakar.
Pasar Lama bukan sekadar tempat jual beli — tapi panggung kuliner yang tak pernah tidur.

Laksa Tangerang – Warisan Peranakan

Salah satu bintang utama di sini adalah Laksa Tangerang.
Kuahnya kental dari santan dan ebi, dengan mie beras lembut dan daun kucai yang harum.
Rasanya gurih, sedikit pedas, dengan sentuhan aroma rempah yang menenangkan.
Laksa di sini berbeda dengan versi Betawi — lebih ringan, tapi lebih “berjiwa rumah.”

Sate Ayam dan Bakmi Legendaris

Tak jauh dari penjual laksa, ada warung sate ayam yang sudah buka sejak tahun 1970-an.
Sate dibakar dengan arang kelapa, menghasilkan aroma manis asap yang khas.
Tak kalah populer, ada Bakmi Ahin, mie khas Tionghoa dengan topping ayam cincang, kuah gurih, dan sambal bawang segar.
Mie-nya kenyal, rasa kuahnya bersih — perpaduan tradisi kuliner Cina dan lokal yang hidup berdampingan selama puluhan tahun.

Sudut Manis: Kue Tradisional

Setelah puas dengan makanan berat, jangan lewatkan bagian manisnya.
Di kios kecil di ujung gang, ada kue cucur, onde-onde, dan lemper daun pisang yang masih hangat.
Aromanya mengingatkan pada masa kecil — saat nenek membungkus jajanan dengan plastik bening sambil tersenyum pelan.

Keunikan Pasar Lama Tangerang

Pasar ini bukan sekadar tempat makan, tapi juga jejak sejarah etnis dan budaya.
Tionghoa, Betawi, dan Sunda hidup berdampingan di sini, menciptakan perpaduan rasa yang tak bisa ditemukan di tempat lain.
Makan di Pasar Lama bukan hanya tentang kenyang, tapi tentang merasakan Indonesia dalam satu gang sempit.

Berjalan di Pasar Lama Tangerang adalah perjalanan kecil menyusuri waktu — dari masa lalu yang sederhana hingga masa kini yang penuh warna.
Setiap aroma, setiap gigitan, adalah kisah yang menolak dilupakan.