Cerita Kita: Tentang Nasi Hangat dan Pelukan Ibu di Dapur Lama
CampurKita - Ada aroma yang tak bisa digantikan oleh teknologi mana pun: wangi nasi hangat yang baru matang.
Uapnya naik pelan, membawa kenangan tentang tangan-tangan ibu yang dulu selalu sibuk di dapur.
Dapur lama itu mungkin sudah berubah, tapi rasa yang ia tinggalkan — masih tinggal di lidah dan hati kita.
Dapur Sebagai Tempat Pertama Kita Belajar Cinta
Sebelum kita tahu arti “rumah”, kita sudah tahu bau dapur.
Sebelum tahu apa itu rindu, kita sudah tahu rasa nasi hangat di piring kecil sambil menunggu ayah pulang.
Di sana, ibu selalu punya cara menenangkan dunia hanya dengan sepiring nasi, sambal terasi, dan telor dadar hangus di ujung.
Suara dan Aroma yang Tak Hilang
Dapur lama punya suara khas: suara tumisan bawang, letupan minyak, dan sendok kayu yang membentur panci.
Suara itu, entah bagaimana, selalu berhasil menenangkan.
Mungkin karena di balik semua itu ada doa — doa agar anak-anak kenyang, agar rumah tetap hangat, agar besok masih bisa memasak lagi.
Nasi Hangat Sebagai Simbol Kehidupan
Di banyak rumah, nasi hangat bukan cuma makanan, tapi tanda cinta.
Setiap butirnya hasil kerja keras, dari ladang hingga meja makan.
Saat ibu menyendok nasi ke piring, sebenarnya ia sedang menyajikan waktu dan kasih sayangnya sendiri.
“Makan, Nak, biar kuat.”
Kalimat sederhana, tapi sehangat pelukan yang tidak selalu bisa kita balas.
Ketika Waktu Berjalan Terlalu Cepat
Kini dapur sudah modern, nasi matang hanya dengan tombol rice cooker.
Tapi setiap kali kita membuka tutupnya dan uap hangat menyapa wajah, hati seperti berkata:
“Ibu masih di sini, lewat aroma yang tak pernah hilang.”
Penutup
Kadang, cara terbaik untuk mengingat ibu adalah dengan menanak nasi.
Mendengar bunyi kecil uapnya, mencium harumnya, lalu makan pelan-pelan — seolah sedang memeluk kenangan yang tak akan kembali, tapi juga tak akan pergi.
💬 Pertanyaan Campur:
Kalau kamu membuka rice cooker pagi ini, masakan apa yang langsung membuatmu teringat ibu? Ceritakan di kolom komentar — biar kita hangat bersama di dapur kenangan.