Food Travel: Berburu Kuliner Malam di Malioboro Yogyakarta

Food Travel: Berburu Kuliner Malam di Malioboro Yogyakarta

  • Penulis Campurkita
  • 8 Oktober 2025
  • 4 menit

CampurKita - Begitu matahari tenggelam, Malioboro berubah wajah. Dari jalan belanja yang ramai di siang hari, menjadi surga kuliner malam yang penuh aroma menggoda.

Lampu-lampu temaram, musik jalanan, dan deretan warung kaki lima menciptakan suasana hangat khas Jogja — santai, ramah, dan penuh cerita.
Bagi pencinta kuliner, menjelajahi Malioboro di malam hari bukan sekadar makan, tapi pengalaman budaya yang lengkap: rasa, suasana, dan keakraban menyatu dalam satu malam yang tak terlupakan.

1. Gudeg Pawon – Tradisi Tengah Malam

Bagi orang Jogja, malam belum lengkap tanpa sepiring gudeg. Salah satu tempat paling legendaris adalah Gudeg Pawon di Jalan Janturan.
Uniknya, pembeli mengambil makanan langsung dari dapur (pawon) rumah, bukan restoran. Asap kayu bakar dan aroma nangka manis langsung menyambut begitu pintu dibuka.
Makan gudeg di sini seperti menyantap nostalgia — manisnya bumbu berpadu dengan sambal krecek pedas yang menampar rasa kantuk.

2. Angkringan Kopi Joss – Simbol Kehangatan Jogja

Tak jauh dari stasiun Tugu, barisan angkringan berjejer rapi dengan tenda-tenda sederhana. Menu andalannya: nasi kucing, sate usus, tempe bacem, dan segelas kopi joss — kopi hitam panas yang disajikan dengan bara arang menyala!
Suara “cesss” saat arang dimasukkan ke dalam gelas jadi simbol malam Malioboro yang hidup. Di sinilah tempat terbaik untuk berbagi cerita dengan teman atau sekadar menikmati musik jalanan.

3. Bakmi Jawa Mbah Gito – Gurih Tradisi yang Tak Tergantikan

Bergeser sedikit ke arah selatan, kamu bisa menemukan warung Bakmi Jawa Mbah Gito. Bangunannya unik dari kayu bekas, tapi suasananya hangat dan otentik.
Bakmi dimasak dengan tungku arang, menghasilkan aroma wangi yang tak bisa digantikan kompor gas. Satu porsi bakmi godog dengan suwiran ayam kampung dan telur bebek rebus akan menghangatkan badan di malam yang sejuk.

4. Lesehan Malioboro – Makan di Trotoar dengan Bintang Bertabur

Di sepanjang Malioboro, banyak lesehan yang buka hingga tengah malam. Menunya sederhana: ayam goreng, sambal, tempe, dan lalapan.
Tapi daya tariknya bukan di makanannya saja — melainkan di suasananya. Duduk di tikar, melihat kereta lewat, mendengar suara musisi jalanan — semua menciptakan momen yang cuma bisa dirasakan di Jogja.

5. Dessert Penutup: Wedang Ronde & Es Dawet

Setelah perut kenyang, jangan lupa menutup malam dengan wedang ronde — minuman jahe hangat berisi bola ketan dan kacang.
Atau kalau ingin segar, cobalah es dawet Mbah Hari di sudut Malioboro yang buka hingga malam. Rasa manis gula merah dan santan berpadu dengan es serut yang dingin — penutup sempurna untuk petualangan rasa di kota ini.

Lebih dari Sekadar Kuliner

Kuliner malam Malioboro bukan hanya soal makanan.
Ia adalah refleksi dari kehangatan masyarakat Jogja — ramah, pelan, dan tulus. Tak ada yang terburu-buru; semua berjalan dalam ritme yang lembut dan mengundang siapa pun untuk singgah lebih lama.

Berburu kuliner malam di Malioboro adalah perjalanan rasa dan jiwa. Dari gudeg manis, kopi joss panas, hingga wedang ronde yang menenangkan, semuanya mengajarkan hal sederhana: bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam kehangatan makanan dan tawa bersama di bawah langit malam Jogja.