Menyusuri Kuliner Sungai Martapura, Banjarmasin
CampurKita - Di Banjarmasin, kehidupan mengalir bersama air.
Rumah, pasar, hingga dapur — semuanya dekat dengan sungai.
Dan di tengah arus Sungai Martapura yang tenang, ada satu hal yang selalu membuat wisatawan jatuh cinta: kuliner khas sungai.
Dari aroma ikan bakar hingga soto banjar yang wangi rempah, setiap gigitan membawa rasa kehidupan orang Banjar yang lembut tapi kuat.
Pasar Terapung – Awal Semua Cerita
Perjalanan kuliner dimulai di Pasar Terapung Lok Baintan.
Perahu-perahu kecil berjejer, para ibu menjual sayur, buah, dan jajanan tradisional di atas air.
Suara riuh tawar-menawar berpadu dengan gemericik sungai dan aroma kopi Banjar yang baru diseduh.
Di sini, kamu bisa mencicipi lupis gula merah, ketupat kandangan, hingga kue bingka kentang langsung dari tangan penjualnya.
Soto Banjar – Kuah Rempah dari Sungai
Tak lengkap ke Banjarmasin tanpa mencicipi Soto Banjar, sajian paling terkenal dari tanah Kalimantan Selatan.
Kuahnya bening tapi kaya rempah — kayu manis, cengkih, kapulaga, dan pala.
Isiannya: suwiran ayam, perkedel kentang, bihun, dan telur rebus.
Biasanya disajikan dengan perasan jeruk nipis dan sambal halus yang lembut.
Hangatnya kuah soto berpadu dengan udara sungai pagi — membuat badan segar, hati hangat.
Ikan Patin Bakar dan Haruan
Di pinggir Sungai Martapura, banyak warung yang membakar ikan segar langsung dari hasil tangkapan.
Ikan haruan (gabus) dan ikan patin jadi bintang utama.
Dibumbui dengan kunyit, bawang, dan sambal acan pedas khas Banjar.
Aromanya menyatu dengan udara lembab sungai — asapnya menari bersama angin sore.
“Kalau belum makan ikan bakar di pinggir Martapura, belum benar-benar ke Banjarmasin,” kata seorang pedagang sambil tertawa.
Jajanan Sungai yang Lembut
Sebelum pulang, cobalah kudapan manis seperti kue bingka, apam Barabai, atau putu mayang Banjar.
Kue-kue ini lembut dan wangi pandan, biasanya dijual di perahu kecil dengan senyum ramah penjual yang menggoda kamu untuk beli lebih dari satu.
Filosofi Kuliner Sungai
Makanan Banjar selalu sederhana, tapi punya satu hal yang sama: ketulusan.
Mereka percaya, makanan yang dibuat dengan hati akan terasa bahkan tanpa banyak bumbu.
Mungkin itu sebabnya setiap suapan soto atau ikan bakar di tepi sungai terasa seperti sapaan dari alam.
Penutup
Menyusuri Sungai Martapura bukan sekadar wisata rasa — tapi perjalanan tentang bagaimana manusia, air, dan makanan hidup berdampingan dengan harmoni.
Di tepi sungai itu, kamu tidak hanya menemukan kuliner, tapi juga cara hidup yang mengajarkan ketenangan.
💬 Pertanyaan Campur:
Kalau kamu ke Banjarmasin, kamu lebih tertarik sarapan di pasar terapung atau makan malam ikan bakar di tepi sungai? Ceritakan pilihan petualanganmu di kolom komentar!