Nasi Kuning: Hidangan Penuh Makna di Setiap Perayaan

Nasi Kuning: Hidangan Penuh Makna di Setiap Perayaan

  • Penulis Campurkita
  • 22 Oktober 2025
  • 6 menit

CampurKita - Setiap kali ada perayaan ulang tahun, syukuran rumah, atau pembukaan usaha, aroma harum kunyit dan santan sering menyapa ruangan lebih dulu.

Ya, itulah Nasi Kuning — hidangan istimewa yang telah menjadi simbol kebahagiaan dan rasa syukur di banyak daerah Indonesia.
Bukan sekadar makanan, nasi kuning adalah warisan budaya yang mengandung doa, makna, dan keindahan dalam setiap butirnya.

Asal Usul Nasi Kuning

Nasi kuning telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara.
Warna kuningnya berasal dari kunyit, yang dalam budaya Indonesia melambangkan kemakmuran, kebahagiaan, dan keberuntungan.
Dalam tradisi Jawa dan Bali, warna kuning juga dianggap suci — lambang hubungan antara manusia dan Tuhan.
Karena itu, nasi kuning selalu hadir dalam momen penting seperti kelahiran, ulang tahun, hingga upacara adat.

Komposisi dan Cita Rasa

Nasi kuning dimasak dari beras yang dikukus bersama santan, kunyit, serai, daun salam, dan daun pandan.
Hasilnya adalah nasi berwarna kuning keemasan dengan aroma harum lembut dan rasa gurih yang kaya.

Biasanya disajikan dengan lauk pelengkap seperti:

  • Ayam goreng kremes atau opor.

  • Telur pindang.

  • Sambal goreng hati atau kentang.

  • Serundeng kelapa.

  • Irisan mentimun dan kerupuk.

Di beberapa daerah, nasi kuning disajikan dalam bentuk tumpeng, menjulang tinggi sebagai simbol rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Filosofi Nasi Kuning dalam Budaya

Bagi masyarakat Indonesia, nasi kuning bukan hanya makanan — tapi simbol doa dan harapan.

  • Warna kuning emas: melambangkan kemakmuran dan rezeki yang melimpah.

  • Bentuk tumpeng kerucut: menggambarkan gunung, tempat yang dianggap sakral dan dekat dengan Tuhan.

  • Lauk-pauk pendamping: menggambarkan keseimbangan hidup — antara manis, gurih, pedas, dan asin, seperti lika-liku kehidupan manusia.

Filosofi ini membuat nasi kuning tetap menjadi bagian penting dari setiap perayaan besar di Nusantara.

Variasi Nasi Kuning di Daerah

Setiap daerah punya versi uniknya:

  • Nasi Kuning Jawa: gurih ringan dengan lauk ayam dan telur.

  • Nasi Kuning Manado: kaya santan, disajikan dengan ikan cakalang suwir dan sambal rica.

  • Nasi Kuning Banjar: sedikit manis, dilengkapi serundeng dan sambal habang (sambal merah khas Kalimantan Selatan).

  • Nasi Kuning Bali: disajikan dengan lawar dan ayam betutu.

Semua punya satu benang merah: warna kuningnya yang cerah membawa suasana gembira di setiap meja makan.

Tradisi Tumpeng Nasi Kuning

Dalam banyak budaya Jawa dan Sunda, nasi kuning disajikan berbentuk tumpeng — kerucut tinggi yang dikelilingi lauk pauk.
Bagian puncak tumpeng biasanya dipotong oleh orang yang dihormati dalam acara, seperti pemimpin keluarga atau tamu penting.
Tradisi ini disebut “mupu tumpeng”, yang bermakna doa agar kehidupan terus menanjak menuju kebaikan.

Nasi kuning adalah bukti bahwa kuliner bisa menjadi bahasa doa dan rasa syukur.
Setiap butirnya membawa pesan kebahagiaan, dan setiap aromanya mengundang senyum serta kenangan.
Di tengah tren makanan modern, nasi kuning tetap berdiri sebagai simbol kearifan dan kehangatan budaya Indonesia.