Papeda Kuah Kuning: Kuliner Unik dari Papua
CampurKita - Bagi masyarakat Papua, makan bukan sekadar soal kenyang, tapi tentang kebersamaan, alam, dan rasa syukur.
Salah satu simbol paling kuat dari tradisi itu adalah Papeda, makanan khas Papua dan Maluku yang terbuat dari sagu, disajikan dengan ikan kuah kuning yang harum rempah.
Sekilas terlihat sederhana — adonan bening kenyal seperti lem — tapi di balik teksturnya yang unik, tersimpan rasa, filosofi, dan budaya yang kaya.
Asal Usul Papeda
Papeda sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan menjadi makanan pokok masyarakat di pesisir Papua dan Maluku.
Di daerah yang tak banyak sawah, sagu adalah sumber karbohidrat utama.
Pohon sagu tumbuh liar di rawa-rawa, dan masyarakat mengambil patinya untuk dijadikan bahan dasar papeda.
Prosesnya panjang — mulai dari menebang, menumbuk, hingga menyaring sari pati sagu — menunjukkan ketekunan dan kearifan lokal dalam memanfaatkan alam.
Tekstur dan Rasa yang Unik
Papeda disajikan dalam bentuk adonan bening kental seperti gel.
Tidak punya rasa kuat, tapi menjadi netral sempurna untuk menemani kuah ikan yang kaya rempah.
Biasanya disantap dengan cara “dipintal” menggunakan sumpit kayu panjang, lalu dicelup ke kuah kuning panas.
Teksturnya lembut dan licin, menyatu dengan aroma kunyit dan daun jeruk yang menggugah.
Ikan Kuah Kuning: Jiwa dari Papeda
Hidangan ini tak lengkap tanpa ikan kuah kuning, biasanya menggunakan ikan tongkol, kerapu, atau ikan ekor kuning.
Kuahnya dibuat dari campuran kunyit, serai, daun jeruk, bawang merah-putih, dan perasan jeruk nipis.
Warna kuningnya cerah alami dari kunyit, aromanya segar, dan rasanya gurih asam yang menyeimbangkan rasa lembut papeda.
Filosofi Makan Papeda
Bagi masyarakat Papua, papeda bukan sekadar makanan — tapi simbol persaudaraan dan kesederhanaan.
Biasanya disajikan di acara adat, pertemuan keluarga, atau penyambutan tamu.
Satu wadah besar papeda diletakkan di tengah, dan semua orang makan bersama tanpa perbedaan status.
Satu sendok papeda, satu rasa kebersamaan.
Tempat Terkenal Menikmati Papeda
-
Kampung Nelayan Hamadi – Jayapura
Sajian papeda asli dengan ikan kuah kuning segar langsung dari laut. -
Warung Papeda Mama Ita – Sorong
Dikenal dengan kuah ikan bumbunya yang kaya rempah. -
Rumah Makan Tiga Raja – Ambon
Menghidangkan papeda dengan ikan kakap merah dan sambal colo-colo pedas segar.
Papeda di Era Modern
Kini, papeda tak hanya disajikan di rumah atau kampung nelayan.
Restoran di kota besar mulai menghadirkan menu ini dengan sentuhan modern — disajikan dalam mangkuk elegan, tapi tetap mempertahankan cita rasa tradisionalnya.
Beberapa chef bahkan bereksperimen menambah sambal matah atau dabu-dabu sebagai pelengkap.
Papeda adalah bukti keindahan kuliner Indonesia Timur: sederhana tapi sarat makna, lembut tapi penuh rasa.
Setiap sendok papeda adalah cerita tentang laut, hutan, dan tangan-tangan sabar yang mengolah hasil bumi menjadi kenikmatan sejati.
Dalam kehangatan kuah kuning dan aroma rempahnya, kita belajar tentang cinta pada alam dan kebersamaan.