Rawon Setan Surabaya – Gelap, Gurih, Menggoda
CampurKita - Gelap di mangkuk, hangat di dada.
Begitulah kesan pertama saat menyantap Rawon Setan Surabaya, kuliner yang namanya terdengar menyeramkan tapi rasanya bikin jatuh cinta.
Kuah hitamnya berasal dari kluwek, bumbunya kuat, dan daging sapinya empuk menggoda.
Di tengah udara hujan Desember, semangkuk rawon adalah pelukan paling gurih yang bisa kamu dapatkan.
“Rawon bukan sekadar sop daging — ia adalah warisan rasa yang sudah matang berabad-abad.”
🌾 Asal-Usul Rawon
Rawon sudah dikenal sejak masa kerajaan Majapahit.
Kata “setan” bukan karena pedas atau mistis, tapi karena warungnya dulu buka tengah malam di Surabaya —
pelanggan datang seperti arwah lapar mencari nasi hangat di dini hari.
Dan sejak itu, “Rawon Setan” jadi legenda kuliner malam Surabaya yang tak pernah sepi.
🍛 Rahasia Kuah Hitam
Ciri khas rawon ada pada bumbu kluwek — biji hitam pekat yang memberi rasa gurih khas dan aroma bumi.
Dicampur bawang putih, bawang merah, ketumbar, lengkuas, serai, dan daun jeruk,
kuah rawon jadi kaya rasa dan berlapis aroma yang menenangkan.
Isi klasiknya:
-
Daging sandung lamur (empuk dan berserat)
-
Tauge pendek segar
-
Telur asin dan sambal terasi
-
Kerupuk udang renyah
🌾 Filosofi di Balik Warna Hitam
Bagi masyarakat Jawa Timur, warna hitam rawon bukan simbol kegelapan,
melainkan kedalaman rasa.
Hitam bukan pahit, tapi hasil dari kesabaran — seperti hidup yang matang karena waktu dan api.
🎉 Penutup
Rawon Setan bukan cuma soal kuah pekat dan aroma daging, tapi tentang tradisi Surabaya yang keras tapi hangat.
Ia mengajarkan bahwa rasa paling kuat lahir dari bahan yang sederhana tapi diolah dengan sabar.
💬 Pertanyaan Campur:
Kamu tim rawon kuah pekat kluwek banget, atau versi kuah ringan yang lebih segar? Ceritain gaya rawon favoritmu di kolom komentar!