Review Mencicipi Kopi & Roti Bakar Legendaris di Surabaya

Review Mencicipi Kopi & Roti Bakar Legendaris di Surabaya

  • Penulis Campurkita
  • 14 Oktober 2025
  • 4 menit

CampurKita - Pagi hari di Surabaya selalu dimulai dengan aroma kopi yang mengepul dari kedai tua di sudut jalan.

Di kota yang dikenal panas dan sibuk ini, secangkir kopi hitam dan roti bakar bukan sekadar sarapan — tapi ritual harian yang sudah melekat selama puluhan tahun.
Mari kita menelusuri tiga tempat kopi dan roti bakar legendaris di Surabaya yang tak lekang dimakan waktu.

1. Toko Oen – Warisan Kolonial yang Tetap Hangat

📍 Jalan Yos Sudarso No.15

Sejak tahun 1930, Toko Oen menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Surabaya.
Bangunannya bergaya kolonial dengan kursi kayu klasik dan aroma mentega yang khas.
Menu andalannya adalah roti bakar mentega dan kopi hitam Jawa.
Rotinya tebal, dipanggang dengan arang, menghasilkan tepi renyah dan bagian dalam lembut.
Saat disantap bersama kopi hangat, perpaduan rasa pahit-manisnya seperti meneguk kenangan masa lalu.

2. Kopi Es Tak Kie – Kopi Klasik dengan Suasana Pasar

📍 Pasar Atom, Surabaya Pusat

Di antara keramaian pasar, berdiri kedai kecil dengan suasana sederhana tapi penuh karakter.
Kopi diseduh dengan cara tradisional: air panas disiram dari ketinggian untuk memunculkan buih alami.
Kopi hitamnya kuat, tanpa tambahan gula, sementara roti bakarnya sederhana tapi wangi karena mentega asli.
Banyak pelanggan tetap yang sudah datang sejak muda dan kini membawa anak cucu mereka ke sana.

3. Roti Bakar 543 – Legenda Modern dengan Sentuhan Kreatif

📍 Jalan Manyar Kertoarjo

Kalau dua tempat sebelumnya menawarkan nostalgia, Roti Bakar 543 membawa semangat baru.
Roti tebalnya lembut, topping-nya beragam: cokelat keju, matcha, hingga pisang caramel.
Tapi tetap, aroma bakaran mentega dan sensasi gigitan hangatnya membuat siapa pun betah berlama-lama.
Tempat ini membuktikan bahwa warisan kuliner bisa beradaptasi tanpa kehilangan jiwanya.

Kopi & Roti Bakar: Filosofi Sederhana yang Dalam

Kopi dan roti bakar mungkin tampak biasa, tapi bagi warga Surabaya, keduanya adalah simbol kehangatan dan kebersamaan.
Dari pedagang pasar hingga pekerja kantoran, semua bisa duduk di meja yang sama menikmati aroma kopi dan bunyi renyah roti.
Di sinilah letak keindahan kuliner sederhana: ia menyatukan semua orang tanpa perlu banyak kata.

Menikmati kopi dan roti bakar di Surabaya bukan sekadar soal rasa, tapi pengalaman.
Dari Toko Oen yang klasik, Kopi Es Tak Kie yang sederhana, hingga Roti Bakar 543 yang modern — semuanya membawa satu pesan: bahwa kelezatan sejati ada pada kejujuran rasa dan kenangan yang menyertainya.