Tempe Mendoan: Gurihnya Tempe Tipis Khas Banyumas
CampurKita - Di antara gemericik hujan sore dan aroma bawang yang digoreng, tak ada yang lebih menenangkan daripada sepiring tempe mendoan hangat.
Lembut, tipis, gurih, dan disajikan dengan sambal kecap yang pedas manis — mendoan bukan sekadar gorengan, tapi simbol kehangatan dan keramahan orang Banyumas.
Setiap gigitannya membawa rasa nostalgia dan kenyamanan yang sederhana tapi dalam.
Asal Usul Tempe Mendoan
Kata “mendoan” berasal dari bahasa Banyumasan, yaitu “mendo” yang berarti setengah matang.
Jadi, tempe mendoan bukanlah tempe goreng biasa — teksturnya memang lembek dan tidak kering.
Kuliner ini lahir di daerah Banyumas, Jawa Tengah, di mana tempe menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Mendoan awalnya dibuat untuk disantap cepat saat masih panas, bukan untuk dijadikan stok gorengan.
Itulah kenapa rasanya paling nikmat dimakan langsung setelah diangkat dari penggorengan — masih hangat, lembut, dan gurih wangi daun bawang.
Bahan dan Ciri Khas
Tempe yang digunakan untuk mendoan berbeda dengan tempe biasa.
Biasanya disebut “tempe gembus tipis” — terbuat dari kedelai yang dipadatkan tapi tetap lembut, diiris lebar-lebar dengan ketebalan sekitar 3–5 mm.
Bumbunya pun sederhana tapi khas:
-
Tepung terigu
-
Tepung beras (untuk sedikit renyah di tepi)
-
Bawang putih halus
-
Ketumbar, garam, dan daun bawang iris
-
Air es untuk adonan supaya ringan dan lembut
Adonan ini membungkus tempe tipis, kemudian digoreng cepat di minyak panas hingga berwarna kuning pucat — tidak sampai kering!
Sensasi Lembut yang Unik
Yang membuat mendoan istimewa adalah teksturnya: lembek, gurih, dan beraroma khas daun bawang serta ketumbar.
Gigitan pertama memberikan sensasi lembut tempe panas yang berpadu dengan tepung berbumbu ringan.
Jika disantap dengan sambal kecap manis pedas, perpaduan rasanya meledak di lidah — manis, asin, gurih, dan pedas sekaligus.
Filosofi Mendoan: Sederhana Tapi Mengikat
Mendoan mencerminkan karakter orang Banyumas — apa adanya, lembut, dan penuh kehangatan.
Disajikan di warung kecil, rumah, hingga acara kumpul keluarga, mendoan jadi simbol keakraban.
Di banyak rumah, aroma mendoan sore hari sering jadi tanda: “Ayo ngopi bareng, waktunya santai bersama.”
Tempat dan Momen Terbaik Menikmati Mendoan
-
Pasar Wage – Purwokerto
Tempat asal mendoan legendaris, di mana tempe digoreng langsung di wajan besar. -
Warung Kopi Banyumas
Sajikan mendoan hangat dengan teh poci gula batu — paduan klasik yang tak pernah gagal. -
Kedai Mendoan “Bu Sumi” – Sokaraja
Terkenal karena adonan tepungnya ringan dan aromatik.
Mendoan juga sering hadir dalam acara desa, pengajian, dan perayaan lokal — makanan kecil yang membawa senyum besar.
Tempe mendoan bukan sekadar gorengan, tapi cerita tentang rumah, kebersamaan, dan cinta yang sederhana.
Dalam lembutnya tempe dan wangi tepungnya, ada kehangatan yang membuat siapa pun ingin pulang.
Bagi banyak orang Jawa Tengah, mendoan bukan sekadar makanan — tapi bagian dari identitas.